Jumat, 02 November 2012





Tafsir Imam Syafi'i
Penulis : Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran
Penerjemah : Fedrian Hasmand, Fuad S.N., Ghafur S., Arya N.A.
Editor : Tim Almahira
Proofreader : Syarqy Aziz, Inda Hamidah
Muthala'ah oleh : M. Abdul Ghoffar
Desain sampul : Afra' Graphic Studio
Penataletak : Taufik Sholehuddin, Andre Nurwidodo Hartono
Cetakan 1, Februari 2008
Ukuran : 18 x 28 cm. 
Jilid : 3 jilid

Keistimewaan Tafsir Imam Syafi'i

Jika Imam Syafi'i menafsirkan suatu ayat, seakan-akan dia menyaksikan langsung proses turunnya ayat tersebut. Oleh karena itu, jika kita cermati secara saksama, Tafsir Imam Syafi'i memiliki banyak keistimewaan, di antaranya:
1.           Tafsir terkemuka yang paling dekat masanya dengan masa tabi'in dan tabi'ut tabi'in.
2.           Tidak ada ruang sedikit pun bagi kisah-kisah Israiliyat.
3.           Tafsir pertama yang menyinggung dan menjelaskan masalah khusus dan umum, mutlak dan muqayyad, yang terdapat di dalam nash-nash al-Qur'an, yang dihubungkan dengan hadis-hadis Rasulullah saw.
4.           Kefasihan dan kemudahan gaya bahasa yang digunakan disertai penjelasan yang detail, sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya.
5.           Dalam menafsir ayat non-hukum, Imam Syafi'i menggunakan kalimat singkat.
6.           Dalam menjelaskan masalah-masalah cabang (furu'iyah) yang berkenaan dengan ayat-ayat hukum, Imam Syafi'i memberi penjelasan panjang lebar.
7.           Sandaran Imam Syafi'i pada tafsir ayat sebagai dalil bagi pendapatnya yang berkenaan dengan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip dalam mazhabnya.
8.           Imam Syafi'i konsisten dalam bersandar pada mazhab salaf dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan akidah.
9.           Dalam menafsirkan ayat, Imam Syafi'i berpedoman pada sumber-sumber berikut secara berurutan:
o        Tafsir al-Quran menggunakan al-Quran
o        Tafsir al-Quran dengan menggunakan hadis
o        Tafsir al-Quran dengan menggunakan Ijma'
o        Tafsir al-Quran dengan menggunakan Qiyas
o        Tafsir al-Quran dengan menggunakan pendapat para sahabat
o        Tafsir al-Quran dengan menggunakan pekataan para tabi'in dan imam
o        Tafsir al-Quran dengan menggunakan bahasa Arab dan gaya bahasanya.
Syaikh Abu Zahrah telah mensinyalir langkah-langkah ini secara tidak berurutan. Dia mengatakan, "Imam Syafi'i telah menempuh jalan lurus tersebut, dia menggunakan al-Quran dan as-Sunnah untuk menetapkan suatu hukum. Jika as-Sunnah tidak ditemukan, dia akan menggunakan alat bantu dari perkataan sahabat, baik yang menyangkut hal-hal yag disepakati maupun yang diperselisihkan. Kalau tidak menemukan perkataan sahabat, dia menggunakan alat bantu sastra dan bahasa Arab, logika, dan qiyas."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar